energi terbarukan: B10ma$$a … 261013_170517

teori pemanfaatan kelapa sawit untuk ENERG1 TERBARUKAN

Bisnis.com, JAKARTA– PT PLN (Persero) terus melakukan optimalisasi pemanfaatan energi baru terbarukan, salah satunya melalui penandatanganan nota kesepahaman (MoU) dengan beberapa pengembang lokal yang mempunyai komitmen dalam membangun pembangkit listrik berbasis renewable energy di Kalimantan.

MoU dilakukan untuk memperlancar pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Biomassa (PLTBm) di Wilayah Kalselteng dan Wilayah Kalbar.

Terdapat dua titik lokasi pembangunan pembangkit listrik berbasis renewable energy berupa PLTBm di Kabupaten Kotawaringin Barat. Salah satu titik PLTBm akan dibangun oleh PT Cahaya Manggala Power berlokasi di Desa Purbasari, Kecamatan Lada. Satu PLTBm lainnya akan dibangun PT Biogreen Power Kobar, di Desa Nanga Mua, Kecamatan Arut Utara.

Selain di Kotawaringin Barat, pembangunan PLTBm akan dilaksanakan di Kabupaten Sukamara, Kalimantan Tengah, tepatnya di Desa Balai Riam, Kecamatan Balai Riam oleh PT Fajar Mitra Energi.

Rencananya ketiga PLTBm berbahan bakar cangkang kelapa sawit tersebut masing-masing akan menyuplai listrik sebesar 10 Megawatt (MW) bagi sistem kelistrikan di Kalselteng.

Di Provinsi Kalimantan Barat, PLTBm akan dibangun pada tiga titik lokasi. Titik pertama akan dibangun oleh PT Intika Accord Power dengan daya 10 MW, berlokasi di Kecamatan Sungai Tebelian, Kab Sintang, Kalimantan Barat.

PLTBm juga akan dibangun oleh PT Carpediem Elektrikal Nusantara dengan daya 10 MW.

Pembangkit itu berlokasi di Desa Empaci, Kecamatan Dedai, Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat.

Selain itu pembangunan PLTBm dengan daya 4 MW akan dilaksanakan di Desa Korek, Kecamatan Sungai Ambawang, Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat oleh PT Pundi Global Investama dengan daya 4 MW

“Penandatangan MoU ini sejalan dengan program 35.000 MW untuk meningkatkan rasio elektrifikasi dengan berbasis energi baru terbarukan,” ungkap Direktur Bisnis Regional Kalimantan PLN, Djoko Rahardjo Abumanan, melalui siaran pers, Selasa (16/5/2017).

Kegiatan ini juga sebagai bentuk dukungan dan komitmen PLN dalam upaya memanfaatkan potensi Energi Baru dan Terbarukan (EBT) sebagai perwujudan implementasi permen ESDM No 10/2017 dan permen ESDM No 12/2017 tentang FIT pembangkit PLR EBT.

Pemanfaatan energi terbarukan lokal yang dinilai ramah lingkungan dan dapat digunakan bagi daerah terpencil dan terluar khususnya yang belum terjangkau oleh sistem interkoneksi.

“Kerjasama ini diharapkan dapat menjamin ketersediaan listrik di Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah dan Kalimantan Barat dimasa mendatang dan menciptakan efisiensi dan efektifitas dalam menyediakan listrik bagi masyarakat,” pungkas Djoko.

buttrock

Bisnis.com, JAKARTA –Sinar Mas Group pada tahun ini akan fokus dalam pengembangan powerplant dari berbagai energi seperti batu bara, gas, crude palm oil, dan yang teranyar biomassa. Hal itu dilakukan untuk mendukung gairah industri yang membutuhkan energi cukup besar.

Franky Widjaja, CEO PT Sinarmas Agribussines & Food, mengatakan kondisi ekonomi makro secara global yang bermasalah sebenarnya bisa membuat industri di Indonesia membaik. Dolar AS yang terus menguat bisa menggairahkan kinerja ekspor Indonesia.

“Secara jangka menengah harusnya bagus untuk investasi dan ekspor Indonesia. Oleh karena itu, pengembangan energi dibutuhkan agar meningkatkan kinerja industri,” ujarnya dalam sambutan ramah tamah tahun baru Sinar Mas Grup pada Rabu (7/1/2015).

Sinarmas Grup telah gencar di powerplant dalam berbasis crude palm oil (CPO), batu bara, gas, dan biomassa. Sedangkan, untuk pembangkit tenaga geothermal, angin, dan tenaga matahari masih belum dikembangkan karena biaya yang tinggi.

Franky menuturkan untuk mengeksplorasi geothermal itu membutuhkan dana sekitar US$3 juta, lalu kalau tidak ditemukan maka dana itu akan hilang begitu saja. Sinarmas Grup telah mengembangkan pembangkit basis CPO di italia sebesar 170 megawatt.

 

Jakarta, EnergiToday — Guna mendatangkan investor pembangkit listrik tenaga biomassa (PLTB), untuk itu Kementerian ESDM akhirnya telah menetapkan harga jual listrik yang dihasilkan dari PLTB dengan kisaran harga Rp 1.150 hingga Rp 1.990 per kilowatt hour (kWh).

Menurut Direktur Jenderal Energi Batu Terbarukan (EBTKE), Rida Mulyana, harga tersebut berdasarkan tingkat ketergantungan wilayah terhadap bahan bakar minyak (BBM).

“Semakin tinggi ketergantungan pasokan listrik di suatu wilayah terhadap BBM maka semakin besar pula tarif yang ditetapkan,” katanya seperti yang diberitakan harian Kontan, Jakarta, Kamis (7/8).

Rida mengungkapkan, untuk wilayah Jawa yang memiliki tingkat ketergantungan BBM yang rendah dikenakan tarif Rp 1.150 per kWh. Sementara tarif Rp 1.990 per kWh untuk wilayah Papua yang pasokan listriknya sebagian besar menggunakan diesel.

Sebagai informasi, saat ini ketetapan tarif berdasarkan Peraturan Menteri (Permen) dan hanya tinggal finalisasi saja.   [us/kn]

 

JUM’AT, 25 OKTOBER 2013 | 18:24 WIB
Finlandia Bantu Indonesia 3 Juta Euro

TEMPO.CO, Jakarta – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral menyebut Indonesia telah menerima bantuan teknis senilai 3 juta euro dari pemerintah Finlandia. “Dari 2010 sampai 2014,” kata Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Rida Mulyana di kantornya, Jumat, 25 Oktober 2013.

Ia menyebut bantuan yang diberikan pemerintah Finlandia meliputi capacity building, studi kajian, serta pilot project. Rida mengatakan, pilot project untuk pengembangan biomassa telah dilakukan di Provinsi Riau dan Kalimantan Tengah.

“Kami ingin di provinsi lain juga. Sekarang proposalnya sedang kami susun,” ucapnya.

Rida pun menuturkan, bantuan dari pemerintah Finlandia itu akan diperpanjang untuk periode 2014 – 2017. Namun, ia menyatakan, nilai bantuan belum bisa diprediksi.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Jero Wacik menerima kunjungan Menteri Ekonomi Finlandia, Jan Vapaavuori, pagi ini. “Agar sektor pembangkit listrik biomassa bisa ditumbuhkan,” kata Jero.

Ia menyebut ada 20 pengusaha Finlandia yang ikut dalam kunjungan Vapaavuori itu. Jero mengungkapkan, Finlandia memiliki kelebihan di bidang energi baru dan terbarukan. Mayoritas energi yang dimanfaatkan Finlandia, kata dia, berasal dari biomassa.

“Dia (Finlandia) punya 80 persen biomassa,” ujar Jero. Sedangkan Indonesia memiliki banyak bahan biomassa. Bahkan, sampah yang merupakan bahan biomassa sampai menjadi persoalan tersendiri.

Padahal, ia melanjutkan, sampah tersebut bisa diolah menjadi sumber listrik. Selain biomassa, Jero menyebut Finlandia memiliki kemampuan di bidang hydropower dan smelter. Menurut dia, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral pun akan mendorong investasi Finlandia di bidang smelter.

“Saya sudah sampaikan kepada mereka, jangan ragu-ragu investasi biar pun Indonesia menjelang pemilu,” ujarnya.

MARIA YUNIAR
Indonesia-Finlandia Kerja Sama Kembangkan Biomassa
Jumat, 25 Oktober 2013 | 14:42
investor daily
JAKARTA – Pemerintah Indonesia dan Finlandia melanjutkan kerja sama pengembangan biomassa sebagai energi alternatif khususnya sebagai sumber tenaga listrik. Indonesia dan Finlandia sudah mengikat kerja sama pengembangan biomassa pada periode 2011-2014.

“Kami akan perbarui untuk 2014-2017,” kata Menteri ESDM Jero Wacik usai menerima Menteri Ekonomi Finlandia Jan Vapaavuori di Jakarta, Jumat.

Menurut dia, Indonesia menerima bantuan teknis senilai tiga juta euro untuk periode 2010-2014.

Jero mengatakan, latar belakang kerja sama adalah Indonesia mempunyai potensi biomassa seperti sampah yang melimpah.

Sementara, Finlandia mempunyai pengalaman dan teknologinya. Sekitar 80% sumber listrik di Finlandia berasal dari biomassa. “Mereka agresif untuk investasi dan memberikan bantuan teknologi biomassa,” katanya.

Selain biomassa, kerja sama dengan Finlandia lainnya adalah pembangkit listrik dari tenaga air dan pengolahan (smelter) tambang.

Semenrara, Jan Vapaavuori mengatakan, Finlandia telah mengembangkan biomassa selama beberapa dekade. “Kami mempunyai kemampuan dan pengalaman,” katanya.

Ia senang mendengar Indonesia mengubah paradigma untuk lebih memanfaatkan biomassa di masa depan. (ant/gor)