PT Adaro Energy Tbk (ADRO) mencatat laba bersih US$ 268 juta, meningkat 103,8% dari periode yang sama tahun lalu US$ 132 juta. Peningkatan laba tidak lepas dari kenaikan volume produksi dan harga jual rata-rata batubara.
“Kinerja operasional yang sangat baik, terutama pada kuartal II 2011, serta kenaikan realisasi harga karena prospek batubara yang bagus. Kami pun berada pada jalur yang tepat untuk mencapai target produksi batubara tahun 2011 sebesar 46-48 juta ton dan EBITDA sebesar US$ 1,1-1,3 miliar.” jelas Presiden Direktur Adaro Energy, Garibaldi Thohir, dalam rilis yang dipublikasikan seperti dikutip detikFinance, Selasa (16/8/2011).
Pendapatan usaha bersih perseroan memang mencatat peningkatan 35,8% menjadi US$ 1,771 miliar hingga Juni 2011, dibandingkan periode yang sama tahun lalu, US$ 1,304 miliar. Beban pendapatan juga meningkat menjadi US$ 1,17 miliar, dari sebelumnya US$ 875 juta.
Meski beban meningkat, kinerja ADRO tetap apik dengan pencapaian laba kotor dan laba usaha masing-masing US$ 595 juta dan US$ 537 juta. Marjin laba kotor dan marjin laba usaha juga meningkat masing-masing 33,6% dan 30,3%.
Thohir mencatat hingga akhir Juni tahun 2011, total aset perusahaan batu bara ini mencapai US$ 4,98 miliar naik 14,9% dari periode yang sama tahun lalu US$ 4,34 miliar. Dimana kewajiban di semester I mencapai US$ 2,75 miliar, naik 15,2% dari periode yang sama 2010, US$ 2,39 miliar.
Ia menambahkan, Adaro Energy sepanjang Januari hingga Juni 2011 merealisasikan produksi batu bara 22,81 juta ton, naik 5,5% dari periode sebelumnya 21,62 juta ton. Kenaikan lebih besar terlihat pada penjualan batu bara. Dimana hingga Juni, ADRO berhasil meningkatkan volume penjualan 10,4% dari 21,75 juta ton menjadi 24,02 juta ton.
“Harga jual rata-rata naik sebesar 23% akibat dari kenaikan harga batubara thermal. Sementara itu, biaya kas (tidak termasuk royalti) meningkat 23% menjadi US$ 40 per ton karena kenaikan pada nisbah kupas yang direncanakan, jarak angkut lapisan penutup yang lebih jauh, dan kenaikan biaya bahan bakar. Namun, EBITDA pun melonjak 37% hingga mencapai rekor tertinggi AS$626 juta dan kami dapat mempertahankan marjin EBITDA sebesar 35%,” tuturnya.
“Kenaikan laba bersih juga ditopang oleh keuntungan selisih kurs sebesar US$ 13,2 juta dan tidak adanya amortisasi goodwill dibandingkan periode yang sama tahun lalu, US$ 26,6 juta,” tegasnya.
Sumber: detikcom
Adaro Energy profit rose double in first half on higher price
Oleh Ratna Arianti
Senin, 15 Agustus 2011 | 19:25 WIB
bisnis indonesia
JAKARTA: Indonesia’s second largest thermal coal miner PT Adaro Energy Tbk’s net income for the first-half of the year rose two-fold, thanks to higher production volume combined with higher average selling price. The company, in a press release published today, said its net income reached US$267.78 million or US$0.0084 a share from US$131.48 million or US$0.00411. The strong net income was bolstered by higher production volume combined with higher average selling price, despite an increase in the cost of revenue. In addition to the higher production volume and average selling price, the increase in net income is also a result of a foreign exchange gain of US$13.2 million and no goodwill amortization, compared to the US$26.6 million amortization incurred during the same period of last year. The company’s net revenue increased 36% to US$1.8 billion, while cost of revenue increased at a lesser rate of 34% to US$1.2 billion. Adaro Energy’s President Director, Mr. Garibaldi Thohir said that the outlook for coal remains robust and the company remains on track to achieve our full year production target of 46-48 million tones. “We had a record quarterly performance during the second quarter of 2011 due to the arrival of new and larger heavy equipment combined with our contractors’ good performance,” said Thohir. Adaro’s production and sales volume for the first half of 2011 increased 5.5% and 10.4% to 22.81 million tones and 24.02 million tones, respectively, compared to a year earlier. The company’s average selling price climbed 23% due to higher thermal coal prices. Meanwhile, its cash cost excluding royalty increased 23% to US$40 per ton due to the higher planned strip ratio, longer overburden hauling distances and rising fuel costs. The ADRO-coded stock jumped 1.08%, or IDR25, to IDR2,350 at the closing session in Jakarta trading today. (msw)
PT Adaro Energy Tbk (ADRO) membukukan laba bersih pada Quarter 2 2011 sebesar 2,30 triliun. Hal ini lebih baik bila di bandingkan dengan periode yang sama di tahun 2010 sebesar 1,15 triliun. Dengan demikian, laba bersih per saham setara dengan Rp 72.04 per lembar.
Berikut Laporan keuangan ADRO Quarter 2 2011 :
Last Price 2,375
Share Out. 32.0 B
Market Cap. 75966.7 B
Balance Sheet
Cash 5226.1 B
Total Asset 42865.2 B
S.T. Borrowing 1200.9 B
L.T. Borrowing 12901.0 B
Total Equity 19175.7 B
Income Statement
Revenue 15223.6 B
Gross Profit 5115.0 B
Operating Profit 4618.6 B
Net. Profit 2302.1 B
EBITDA 4618.6 B
Interest Expense 520.0 B
Ratio
EPS 72.04
PER 32.97x
BVPS 599.5
PBV 3.96x
ROA 5.37%
ROE 12.01%
EV/EBITDA 18.37
Debt/Equity 0.74
Debt/TotalCap 0.42
Debt/EBITDA 3.05
EBITDA/IntExps 8.88
Sumber : IPS RESEARCH
Recent Comments